Judul: The Rape of Nanking, Holocaust yang Terlupakan Dari Sejarah Perang Dunia Kedua
Penulis: Irish Chang
Penerbit: Narasi
Tebal: xii+404 hal
Harga: Rp 95.000
"Mereka yang berdiri di barisan pertama dipenggal kepalanya, mereka yang berdiri di barisan kedua dipaksa membuang mayat-mayat ke dalam sungai sebelum mereka sendiri dipenggal. Pembunuhan itu terus-menerus, tiada henti, dari pagi sampai malam, namun dengan cara ini, mereka hanya mampu membunuh 2.000 orang saja," tulis Yukio Omata, seorang koresponden Jepang.
Tanggal 13 Desember 1937. Nanking jatuh ke tangan bala tentara Jepang, dalam suatu invasi besar-besaran untuk menganeksasi Cina. Usai kejatuhan ini, Nanking berubah menjadi neraka pembantaian. Dalam kurun hitungan hari, lebih dari 300.000 warga sipil dan tentara Cina secara sistematik dan brutal: disiksa, diperkosa, dan dibunuh--tanpa pandang bulu, baik pria, wanita, dan anak-anak. IMTFE (International Military Tribunal of the Far East) mengestimasi sebanyak 260.000 orang bukan tentara tewas di Nanking oleh para serdadu Jepang tahun 1937 akhir dan 1938 awal. Akan tetapi, kenyataan ini kemudian disangkal pemerintah Jepang, yang menyatakan bahwa angka-angka korban itu diperbesar. Di samping itu, mereka juga menutup-nutupi fakta sejarah ini dari rakyat sendiri dan publik dunia.
Buku ini ditulis Irish Chang dalam tiga sudut pandang: para tentara Jepang, orang-orang Cina sendiri, dan beberapa orang Barat yang mendirikan Zona Aman di Nanking. Mendeskripsikan tentang dua kekejaman. Pertama, Rape of Nanking, kisah bagaimana Jepang, disemangati kebungkaman rakyat Cina dan Amerika, mencoba menghilangkan seluruh pembantaian itu dari kesadaran publik, dengan demikian menghalangi korban-korbannya untuk menduduki tempat yang layak di sejarah. Sebetulnya apa motif utama Jepang menganeksasi Cina? Di mana pemerintah Cinta, ketika ratusan ribu warganya dibantai? Dan bagaimana kisah dari sejarah yang terlupakan ini?
Labels: Nonfiksi, Sejarah, Sospol, Terjemahan